Follow Me @rezadiasjetrani

Jumat, 02 November 2018

Quality Time Bareng Keluarga : Camping Seru di Pantai Watukodok

Quality time bareng mami, kakak  dan adek.
Kapan terakhir kali kamu pergi liburan dengan keluarga?
Sering? Wah baguslah!

Kapan terakhir kali kamu makan di luar dengan keluarga?
Setiap akhir pekan? Wah mantap!

Pernahkah kamu camping dengan keluarga, tidur di tenda, masak pakai kompor kecil ala kadarnya?
Belom pernah? Wah sama!

Biasanya kalau piknik keluar kota, nginepnya di hotel. Makan juga di restoran atau cafe yang lucu. Tapi kali ini aku mau ngejak keluargaku buat camping hore di pantai dan bermalam di dalam tenda. Aku pun memilih Pantai Watukodok sebagai tempat kami menghabiskan malam.
Terletak di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, pantai Watukodok merupakan salah satu hidden gems Jogja. Pantai ini memang kalah pamor dengan pantai lainnya di Gunungkidul seperti pantai Baron, Kukup, Krakal, atau pantai Indrayanti yang menjadi primadona di kalangan para wisatawan. Namun bagi sebagian anak muda dan juga keluarga yang ingin merasakan sensasi bermalam di pantai, Watukodok tak boleh dilewatkan.

Rute Menuju Pantai Watukodok

Pantai ini berjarak kurang lebih sekitar 70 km dari Kota Yogyakarta, tepatnya di Dusun Kelor, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Waktu itu kami menempuh perjalanan tak sampai 2 jam saja dari rumah kami di dekat TVRI jalan Magelang. Kalannya kuga udha bagus untuk kendaraan roda dua maupun roda empat, kondisi jalanannya udah aspal dan mau masuk pantai pun sudah di semen.

Dari Kota Yogyakarta, kita bisa tinggal menuju ke arah Wonosari, paling enak menyusuri rute ke arah Pantai Baron. Abis memasuki pintu gerbang Pantai Baron, lalu belok ke kanan, menuju ke arah Pantai Indrayanti. Nah nanti ikutin aja jalan terus sampai melewati pantai Sepanjang, nanti tak jauh dari situ terdapat papan petunjuk untuk menuju ke arah Pantai Watu Kodok.

Pantai Watu Kodok memiliki garis pantai yang tidak terlalu panjang, kurang lebih 600 meter. Dengan hamparan pasir putih dengan kontur landai, pantai ini bisa dijadikan pilihan untuk camping. Guna kenyamanan pengunjung, tersedia banyak warung makan yang juga menyewakan matras maupun tenda. Jangan khawatir, kalau kalian pengen mandi atau buang air, sejumlah kamar mandi tersedia dengan tarif Rp 2 ribu untuk buang air hingga Rp 5 ribu untuk mandi. Beberapa gazebo pun siap dijadikan tempat bersantai atau menggelar alas untuk tidur. Parkir kendaraan baik sepeda motor maupun mobil juga aman dan teduh.

Harga Tiket Masuk

Untuk masuk ke Pantai Watu Kodok kita akan dikenai retribusi Rp 10 ribu orang yang ditagih di loket retribusi utama, jadi kita bisa berkunjung ke beberapa pantai sekaligus.

Untuk biaya parkir, dikenakan tarif Rp 3 ribu untuk sepeda motor, dan untuk mobil  Rp 5 ribu. Kita dikenai biaya tambahan kalau ingin camping di pantai, sebesar Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu/ per orangnya.

Fasilitas di Pantai Watukodok

1. Toilet dan kamar mandi
2. Tempat parkir luas
3. Area camping yang luas
4. Gazebo untuk bersantai
5. Warung makan

Berbekal informasi dan pengalaman pernah camping disana sebelumnya, hari itu, aku mengajak mami, kakak dan adek untuk bermalam di pantai menggunakan tenda. Seriusan deh, random banget ngajaknya. Gara-gara hampir tiap akhir pekan aku pasti camping di pantai atau naik gunung, wajar  keluargaku pada heran dan komentar, "Emang apa sih serunya?" Nah biar pada ngerasain sendiri sensasinya, yaudah aku ajak aja mereka nyobain.

Ternyata mami mau, kakak biasa aja, dan adek males-malesan, tapi terpaksa ikut karena kami komentarin "Ah kamu nggak asik dek" bonus omelan mami yang bilang kalau adek nggak ikut, bakal mami tinggal sendirian di rumah dan nggak dikasih sangu, hahaha. Adek ini emang anak yang unik. Dia nggak pernah excited kalau diajak melakukan aktivitas luar ruangan. Dia lebih bahagia duduk di depan PC buat main game online dan bisa betah seharian. Jadi kalau mau ngajak dia piknik harus jelas tujuannya, mau ngapain, dan ada sesuatu yang bisa dia lakukan atau ADA SINYAL biar dia tetep bisa main hp.

Akhirnya setelah semua setuju, aku menyiapkan peralatan buat camping. Karena ngajak mami sama adek, ya tentu harus nyaman. Maunya bawa kasur lipat tapi ribet. Akhirnya aku bawa bed cover tebal 2 buah untuk alas tidur kami, matras, tenda, hammock, nesting, kompor, tabung gas, ya pokoknya segala printilan untuk kami bermalam. Mami bagian ngurus makanan, cemilan dan menanggung segala pengeluaran. Kakak memastikan mobil siap dibawa piknik dan juga mengurus segala peralatan mandi, baju ganti, sandal jepit, dll. Udah kayak mau pergi jauh pokoknya, padahal ke Gunungkidul doang yang masih wilayah Jogja. Yah tapi begitulah kami. Piknik semalem aja ribet. 

Setelah persiapan selesai, kami pun berangkat. Bagasi mobil waktu itu penuh-nuh-nuh. Kayaknya sih kebanyakan bawa barang nggak penting, tapi karena tidak menganggu ya bawa aja. Mending kelebihan bawaan daripada pas sampai sana ada yang kurang dan harus ribet nyari barang yang diperlukan. 

Perjalanan pun cukup lancar dan akhirnya kami sampai di pantai. Kakak sempat ragu karena pantainya sepiiiii banget. Hanya ada beberapa tenda yang terpasang. Ya emang nyarinya yang sepi. Kalau rame malah males. Kami awalnya memasang tenda tak jauh dari bibir pantai. Trus pas udah mau masukin barang-barang, tiba-tiba disamperin sama bapak-bapak yang punya warung,"Mendingan agak keatas aja mbak, mas. Soalnya sekarang air laut suka sampe sini, nanti malah basah," nasehatnya.

Karena yang ngasih tau adalah orang situ, ya kami nurut aja untuk bangun tenda tak jauh dari gazebo. Jadi bukan diatas pasir pantai tendanya, tapi di atas tanah. Percayalah pada omongan warga lokal, karena mereka lebih paham akan situasi dan kondisi alam di daerahnya. Malam pun kami lalui dengan baik meski agak sempit. Biasa tidur di kasur di kamar masing-masing, sekarang terpaksa tidur berempat dalam tenda. Kakak yang merasa sesak malah akhirnya tidur di jok belakang mobil. Bagus deh, jadi agak lega tendanya :P. Untung malam itu kami mendengar nasehat si bapak, benar saja, pas pagi hari kami cek, pasir tempat kami membangun tenda pertama basah. Coba semalem nggak mau geser, yang ada malem-malem kami kebanjiran.

Paginya, kami semua bangun pagi untuk shalat Subuh. Berhubung ada mami, masih gelap juga udah disuruh bangun semua (ketauan kalau Subuh suka kesiangan). Abis itu aku hanya cuci muka dan sikat gigi, tanpa mandi. Kamar mandinya bersih sih, tapi males aja. Toh perginya semobil berempat, udah biasa mereka nyium bau ketekku, hahahaha. Kemudian barang-barang yang dipakai tidur aku bereskan. Tenda yang lumayan kosong aku angkut ke atas pasir, biar nanti kalau mau foto-foto kece. Biar keliatan camping beneran di pantai gitu (ya emang beneran).
Kakak.
Adek yang akhirnya sibuk sendiri main pasir.
Selesai main pasir, dia ganti mager di hammock.


Ritual wajib mami,minum segelas teh panas di pagi hari.
Abis itu aku bikin sarapan ala kadarnya (kebetulan bawa makanan siap saji dari ransum TNI dan minum teh panas), lalu kami main air. Si adek tadi malah jajan mie instan di warung. Balik-balik dia udah dalam kondisi cengar-cengir dan perut kenyang. Ckckckck kebiasaan emang. Itu kalau ada yang jual cilok pasti dia jajan juga. Beda sama kakak yang betah laper. Kakak paling anti jajan sembarangan, apalagi makan mie instan di wadah styrofoamnya. PALING ANTI. 
Sarapan ala-ala
Mami yang udah kenyang langsung celup-celup kaki di air, keliatan kalau beliau seneng banget, tapi yang paling bikin mami seneng adalah bisa camping bareng anak-anaknya. Ini pengalaman pertama kami tidur di tenda sekeluarga.
Mami main air
Abis itu, kami jalan-jalan ke atas tebing buat melihat pantai dari atas. Di Pantai Watu Kodok ini memang terdapat sebuah bukit karang yang berada di sebelah timur garis pantai tersebut. Bukit karang ini dinamai Bukit Watulawang. Awalnya, nggak ada jalan untuk bisa menuju ke bukit ini, lalu warga sekitar membuka jalan yang dulunya berupa semak-semak pohon pandan dan meratakan jalan sehingga bukit ini bisa dikunjungi. 
Buat naik ke atas udah ada tangganya. 
Bisa leyeh-leyeh di gazebo yang banyak tersedia.
Bukit karang ini memisahkan dua pantai, yaitu Pantai Drini dan Pantai Watu Kodok, dan dari atas bukit karang kita bisa menikmati kedua pantai nan eksotis itu.Pokoknya dijamin bakal menyegarkan mata karena kita bisa memandang laut lepas sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Syahdu dan bikin ngantuk.



Setelah puas, akhirnya kami pulang. Semoga lain kali bisa seru-seruan lagi berempat kayak gini, karena satu yang aku sadari, ketika aku dan para saudaraku sibuk bertambah dewasa, mami juga sibuk bertambah usia. Aku mau menghabiskan sebanyak mungkin waktu yang kupunya buat bikin mami dan orang-orang yang aku cintai bahagia, meski dengan hal-hal sederhana. Karena sederhana itu bukan berarti nggak bisa beli atau nggak bisa hura-hura. Justru karena sederhana itu tak ternilai harganya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar