Follow Me @rezadiasjetrani

Minggu, 21 Agustus 2016

17 Agustus di Gunung Lawu

21.00 4 Comments

Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.265 meter di atas permukaan air laut. Gunung Lawu terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur dan ada tiga jalur utama untuk memulai pendakian Gunung Lawu. Pendakian melalui Candi Cetho dan Cemoro Kandang berlokasi Jawa Tengah dan satu lagi melewati Cemoro Sewu di Jawa Timur. Basecamp via Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu ini hanya berjarak sekitar 300 meter saja.

Apa sih bedanya via Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu ?

Jika kamu memilih pendakian dari Cemoro Kandang, kamu akan melewati 5 shelter dengan jalur yang sudah ditata dengan baik. Jalur ini lebih cocok untuk pemula karena banyak bonusnya alias banyak landainya.
Pendakian melalui Cemoro Sewu juga akan melewati 5 shelter. Hanya saja Cemoro Sewu jalurnya agak sedikit sulit jika dibandingkan Cemoro Kandang, namun waktu tempuh hingga ke puncak relatif lebih singkat. Oh iya jalurnya pun sudah ditata sedemikian rupa dan berbentuk tangga batu. Bagi kalian yang lebih menyukai trek tanah, mendaki anak tangga hingga nyaris ke puncak gunung tentu menjadi “kemalasan” tersendiri, termasuk bagi saya hehe. Karena itu saya memilih mendaki lewat Cemoro Kandang dan nantinya turun lewat Cemoro Sewu. 

Perjalanan dimulai pada tanggal 16 Agustus 2015 dimana saya dan Yugo menggunakan kereta api Prameks buat menuju Solo. Nanti di Solo sudah ada dua teman kami yang menggunakan sepeda motor untuk menuju basecamp. Baru mau berangkat aja udah drama banget. Jadi waktu itu Yugo datang lebih dahulu dan sudah membeli tiket untuk kami berangkat jam 8 pagi. Nah, dasarnya saya kalo dateng mepet-mepet, jam 8 kurang 5 menit saya baru sampe stasiun dan kereta api masih ada di depan mata.
Saya cari Yugo kesana kemari karena kita masih punya waktu untuk mengejar kereta namun ia tak saya temukan. Ternyata Yugo udah pergi ke loket untuk beli tiket kereta jam berikutnya karena ia menduga saya akan terlambat. 
Dan ketika kereta berangkat, Yugo datang dengan 2 tiket baru di tangannya. Huft , oke baiklah. Setelah itu karena sama-sama bete kami pun saling mendiamkan sepanjang jalan hingga kereta hampir tiba di Solo. Sesampainya di Solo (kami udah baikan), teman kami Agenk sudah datang menjemput dan mengantarkan kami satu-satu ke terminal bis. Jadi ceritanya saya dan Yugo naik bis hingga Karanganyar dan Agenk serta teman kami Wawan akan menyusul naik motor. Nantinya kami akan janjian di Terminal Tawangmangu. 

Biar praktis, kurang lebih begini rute perjalanan menuju Gunung Lawu menggunakan kendaraan umum dari Jogja:
Jogja - naik kereta api Prambanan Ekspress menuju Solo (8 ribu rupiah) - turun di stasiun Balapan - menuju terminal Tirtonadi - naik Bus Langsung Jaya atau Rukun Sayur menuju Terminal Tawangmangu (12 ribu rupiah) - naik colt L300 menuju basecamp Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu (15 ribu rupiah). Biasanya, colt terakhir beroperasi sekitar jam 5 sore.

Kami memutuskan untuk mendaki via  Cemoro Kandang yang mempunyai panjang jalur kurang lebih 12 km dikarenakan tipe jalurnya yang relatif landai. Oh iya Gunung Lawu merupakan gunung api yang memiliki 3 puncak yaitu puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Hargo Dumilah yang menjadi tujuan utama para pendaki adalah puncak tertinggi Gunung Lawu (3265m dpl). Puncak ini juga dipercaya sebagai lokasi "moksa" nya Raja Brawijaya V.

Pendakian gunung lawu via Cemoro Kandang membutuhkan waktu kurang lebih 8-9 jam. Sebelum melakukan pendakian kami harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu dengan membayar biaya sebesar 10 ribu rupiah/ orang ( sudah mencakup asuransi) dan meninggalkan salah satu identitas diri berupa KTP. Disini nama kami semua didata dan menuliskan nomor telepon yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat. 

Senin, 15 Agustus 2016

Mendung Syahdu di Hutan Sermo

16.51 0 Comments
Bisa nyantai dan udaranya super sejuk
Hari Sabtu, 14 Agustus 2016, sebenarnya aku punya rencana untuk mendaki gunung (lebih mirip bukit) Andong yang terletak di daerah Magelang, Jawa Tengah untuk melihat sunrise. Namun karena cuaca di Kota Jogja memang kurang mendukung sejak beberapa hari yang lalu (baca : sering mendadak hujan terlebih di malam hari) , maka aku harus memikirkan rencana cadangan.

Dua teman lain yang rencananya ingin ikut mendaki yakni Holly dan Landy pun setuju-setuju saja. Yang penting piknik tetap jalan. Ternyata benar, malam hari sekitar jam 12 hujan turun dengan derasnya. Kami pun "mager" dengan sempurna karena hujan dan cuaca dingin.

Selasa, 09 Agustus 2016

Camping Hore di Pantai Watukodok

13.47 2 Comments
Kalau males masak bisa jajan karena banyak warung di pantai ini
Malam itu, Jumat tanggal 5 Agustus 2016 kakakku bilang bahwa ia ingin mengajak kami semua nonton Dieng Culture Festival ke-7 di Dieng dan berangkat tengah malem supaya bisa liat sunrise di Bukit Sikunir.
Persoalan banget dong karena hari Sabtu aku masih kerja dan ada meeting bulanan yang nggak mungkin absen karena bulan lalu udah absen demi liburan. 

Lagipula adekku yang paling kecil udah kelas 3 SMA, masak iya dia disuruh izin nggak sekolah cuma buat piknik...