Follow Me @rezadiasjetrani

Rabu, 17 Januari 2018

One Day Trip di Lombok

13.13 0 Comments
Hamparan rumput luas di Bukit Merese
Pagi hari jam 08.00, aku sudah siap untuk menuju bandara menjemput om kumisku, mas Jarwo. Satu hal yang kusadari adalah jarak dari Mataram ke Bandara Praya memang jauh, sekitar 45 menit hingga 1 jam. Mana jalannya hanya lurus saja jadi bikin ngantuk. Terus pom bensin juga terhitung langka, jadi kalau ketemu pom bensin lebih baik kalau di full tank aja meski bensinnya masih sisa separo.

Dari bandara, om Jarwo yang belum mandi ini (dia flight jam 5 pagi jadi sudah di bandara Soekarno Hatta dari malam) langsung kuajak buat ke pantai. Waktu itu kami berencana ke Pink Beach, namun karena jauh kami pun mengganti destinasi, yaitu ke Bukit Merese, Pantai Tanjung Aan dan Desa Adat Sade. Cocok untuk one day trip hingga sore, karena setelah magrib kami harus meluncur ke arah Sembalun.

1. DESTINASI PERTAMA, BUKIT MERESE

Perjalanan dari bandara ke Bukit Merese membutuhkan waktu sekitar 45 menit jika dari Bandara Praya, Lombok, melewati jalanan aspal yang tak begitu ramai, lalu jalanan tanah selama sekitar 5 menit. Harusnya bukit ini paling bagus untuk menyaksikan sunset, tapi ternyata di pagi hari juga keren kok.
Cocok buat foto-foto

Bukit ini terletak di wilayah Lombok bagian selatan, masih satu kawasan dengan Pantai Tanjung Aan di wilayah Kuta Lombok. Jika kita berada di atas bukit, di kejauhan terlihat lengkungan Pantai Tanjung Aan dengan pasir putih dan air laut bergradasi biru. Di sisi lainnya, Batu Payung yang unik nampak berdiri dengan gagahnya di tepi pantai. Tiket masuk ke bukit ini masih gratis, kami hanya perlu membayar parkir sebesar Rp 5.000,00.

2. DESTINASI KEDUA, PANTAI TANJUNG AAN

Jadi sebenarnya kita bisa sekali parkir untuk ke dua destinasi ini. Namun karena aku dan mas Jarwo mengikuti google map, kami datang melalui rumah penduduk. Kemudian kami menaiki motor lagi untuk menuju pantai Tanjung Aan, sehingga membayar parkir lagi Rp 5.000,00. Jika kalian ingin kesini, lebih enak parkir di kawasan pantai Tanjung Aan. Jadi kalau mau ke bukit Merese tinggal naik ke sisi kanan, kalau mau ke pantai tinggal menyusuri bibir pantai ke arah kiri.

Pantai Tanjung Aan cukup bersih dengan pasir putih yang terhampar luas. Banyak warung dan juga gazebo untuk berteduh. Spot foto paling favorit di pantai ini adalah ayunan dengan tulisan pantai Tanjung Aan dan bendera merah putih.

Pantai Tanjung Aan dan Dusun Sade

3. DESTINASI KETIGA, DUSUN SADE

Banyak yang salah kaprah dan menyebut dusun ini sebagai nama desa. Padahal, Sade adalah nama dusun di desa Rembitan, Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku Sasak.

Meski terletak persis di samping jalan raya, penduduk Sade masih berpegang teguh menjaga keaslian budaya desa. Bisa dikatakan mereka adalah cerminan suku asli Sasak Lombok.

Bagi para wanita suku Sasak, menenun adalah hal yang wajib dikuasai. Karena itu, "mampu menenun" adalah salah satu syarat sebelum seorang gadis Sasak di Sade boleh menikah. Jadi para pria di Sade tidak bisa langsung meminang gadis pujaannya karena hanya gadis yang bisa menenun saja yang boleh menikah.

Tidak heran kalau anak gadis disini biasanya sudah bisa menenun sejak umur 9 tahun. Setiap rumah juga memiliki alat tenunannya masing-masing karena sang ibu pun harus bisa mengajarkan cara menenun kepada anak-anak gadisnya.

Jika berkunjung kesini, wisatawan harus didampingi guide yang akan menjelaskan tentang asal muasal, bangunan-bangunan desa, serta kehidupan bermasyarakat di dusun ini dengan tarif seikhlasnya. Untuk masuk ke dusun ini gratis, namun disediakan kotak amal bagi yang ingin menyumbang.


Jumat, 05 Januari 2018

Akhirnya ke Lombok Juga

21.24 0 Comments
Percayakah kalian jika aku bilang bahwa ini adalah pertama kalinya aku ke Lombok ? Padahal aku sudah 6 kali ke pulau Bali, tapi baru sekali ini aku menginjakkan kaki di pulau Lombok.

Namun tujuanku kali ini bukan untuk berkeliling gili yang cukup terkenal itu, melainkan untuk mendaki Gunung Rinjani.

Iya, Gunung Rinjani.

Siapa pendaki (baik pemula maupun senior) yang tak ingin menginjakkan kaki di gunung ini. Setelah merayakan ulang tahun di Puncak Mahameru Juli 2017 silam, kali ini aku ingin merayakan pergantian tahun di puncak lainnya.

Alhamdulillah, kalau rejeki nggak kemana. Pada 21 Desember 2017, seorang teman menawariku untuk menjadi Tour Leader pendakian ke Gunung Rinjani pada tanggal 29 Desember 2017 dan rencana summit pada 1 Januari 2018. Aku membawa 7 orang peserta trip bersamaku.

Sungguh tak terduga bukan rencana semesta bekerja ?

Cara Hemat Menuju Lombok dari Jogja

Mulailah aku hunting tiket pesawat. Ternyata pesawat dari Bandara Adisutjipto Jogja ke Bandara Praya di Lombok lumayan mahal. Maklum, bertepatan dengan liburan Natal dan tahun baru. Waktu itu tiket berangkat sekitar 1,3 juta dan pulangnya juga sama. Membayangkan 2,6 juta hanya untuk tiket pesawat rasanya kurang ikhlas 😅.

Akhirnya aku mencari cara lain. Naik kereta dulu ke Surabaya, barulah naik pesawat dari Juanda ke Praya. Tiket PP hanya sekitar 1,1 juta. Ditambah tiket kereta PP Lempuyangan (Jogja) ke Gubeng (Surabaya) sekitar 300 ribu. Total hanya 1,4 juta rupiah.

Kalau mau irit, tentu ada resikonya. Waktulah yang dikorbankan karena aku harus menempuh perjalanan darat terlebih dahulu. Untung aku memang lagi punya banyak waktu. Pagi tgl 28 Desember 2017 aku naik kereta Premium Mutiara Timur tambahan. Berangkat jam 06.00 pagi sampai Surabaya jam 12 kurang.

Setelah itu dari stasiun Gubeng ke Bandara Juanda diantar oleh Alin, temanku ketika mendaki Gunung Semeru. Lumayan jauh sekitar 1 jam perjalanan. 

Pesawat menuju Surabaya akhirnya boarding pukul 16.45, tiba di Bandara Lombok Praya pukul 18.00 dan langsung dijemput oleh Wulan, sahabatku dari jaman kuliah semester 1.

Menyewa Sepeda Motor di Lombok

Sekilas info buat kalian yang mau ke Lombok, sewa motor dari bandara Praya di lumayan mahal dan ada minimal waktu sewa yakni 2 atau 3 hari. Hal itu dikarenakan jarak dari kota Mataram ke bandara sekitar 45 menit - 1 jam perjalanan. Sewa motor di Lombok rata-rata Rp 75.000,00 per hari dengan biaya antar jemput Rp 100.000,00. Jadi kalau kalian sewa 2 hari saja, maka kalian harus membayar 2 x Rp 75.000,00 + Rp 100.000,00 = Rp 250.000,00

Sedangkan kalau kalian ingin menyewa motor di Mataram, dari bandara ke Mataram kalian bisa naik bis Damri. Jika di Mataram, kebanyakan motor bisa diantar ke penginapan secara free alias gratis.

Untunglah, aku punya temen di Mataram, jadi dari bandara ke Mataram aku dijemput oleh Wulan, sahabatku sejak kuliah semester 1 bersama suaminya mas Riza dan Kalila anak mereka.

Itupun masih ditraktir makan malam ayam taliwang yang super enak, namanya ayam taliwang pak Yudi yang berlokasi di Mataram.

Aku juga diajak menginap di rumahnya jadi tidak perlu keluar uang buat menginap. Untuk jalan-jalan keliling Lombok esok harinya, aku dipinjami sepeda motor sama Wulan jadi tidak perlu sewa motor juga. Mantap.

Jadi, pendakian Gunung Rinjani  yang kurencanakan dimulai tanggal 29 Desember 2017. Aku sengaja datang sehari lebih awal supaya bisa jalan-jalan terlebih dahulu. Mas Jarwo sendiri baru datang keesokan paginya, jadi aku menjemputnya ke bandara lalu kami akan jalan-jalan.

Indahnya hidup ini 😍😍😍. Banyak teman, banyak rejeki bukan?

Akhirnya malam pertamaku di Lombok berakhir juga. Tentunya belum kemana-mana karena aku baru tiba disini pukul 18.00 lewat. Aku pun beristirahat supaya siap bertualang seharian keesokan harinya.