Follow Me @rezadiasjetrani

Selasa, 19 Februari 2019

Perlukah Syukuran 4 Bulan Kehamilan?

Minggu kedua bulan Februari 2019 ini, kandunganku genap memasuki usia kehamilan 4 bulan. Sesuai dengan keinginan ibu mertua dan juga mami, aku, mas dan keluarga mengadakan syukuran kehamilanku dalam bentuk pengajian. Pengajian pertama diadakan di rumah mama (mertua) di Cilegon sedang minggu depannya gantian di rumah mami di Jogja.
Dekorasi syukuran 4 bulan kehamilan. 
Sebelumnya, aku sempat mencari info perlukah diadakan pengajian atau syukuran 4 bulanan, mengingat banyak orang yang juga sering mengadakan acara mitoni atau 7 bulanan.

BACA JUGAEstimasi Biaya Syukuran 4 Bulan Kehamilan

Dari beberapa informasi yang aku dapat, ditambah ilmu baru dari ustadzah yang mengisi pengajian di rumah mami di Jogja, pada dasarnya dari segi agama TIDAK ADA AJARAN mengenai syukuran baik itu di kandungan 4 bulan maupun 7 bulan. Meski demikian, mengadakan pengajian demi tujuan adalah hal yang baik sehingga diperbolehkan. Dengan catatan kita tidak menjadikan hal tersebut "WAJIB DIADAKAN" karena khawatir jika tidak ada syukuran, maka kandungan bisa kenapa-kenapa (dikhawatirkan menjadi bid'ah).

Seputar Upacara Mitoni

Ustadzah juga menambahkan, bahwa ia cukup prihatin akan budaya yang beredar di masyarakat luas terkait upacara mitoni 7 bulanan yang selama ini cukup ribet. Mitoni berasal dari kata pitu yang berarti tujuh. Nantinya akan ada tahap siraman dengan air dari tujuh sumber yang ditabur aneka bunga, kemudian yang memandikan adalah kakek neneknya diikuti ibu-ibu lain yang sudah punya cucu.

Setelahnya ada memasukkan telur ayam kampung ke dalam kain oleh calon ayah, kemudian dilepas hingga jatuh ke bawah, kemudian mendandani ibu dengan berlapis-lapis kain jarik, juga tahap "brojolan" yakni memasukkan dua buah kelapa gading yang sebelumnya digambari wajah tokoh pewayangan, dst.

Menurut ustadzah, terkadang peninggalan budaya yang sering dilakukan saat ini, mayoritas merupakan peninggalan ajaran Hindu sehingga sebaiknya ditinggalkan. Terlebih pedoman hidup kita adalah Al Quran dan Hadits, dimana keduanya tidak mengajarkan ritual tersebut. Pada akhirnya, kembali ke pribadi masing-masing, mana yang dipilih karena setiap orang memiliki surga dan nerakanya sendiri. Karena itu sebaiknya lakukan hal-hal yang sesuai dengan syariat/ kaidah agama sesuai yang dianut masing-masing. 

Kenapa Pengajian di Usia Kandungan 4 Bulan?

Kembali ke topik syukuran 4 bulan kehamilan, meski juga tidak memiliki anjuran untuk diadakan (sama seperti mitoni), dari sisi agama ternyata usia kandungan 4 bulan atau 120 hari memiliki banyak kelebihan. Karena itu, selama yang dilakukan adalah hal yang sesuai syariat (pengajian dan membaca ayat suci), maka tak ada jeleknya jika diadakan.

Kelebihan usia kandungan 4 bulan atau 120 hari diantaranya:

1. Sesuai dengan QS. Al Mu'minun : 12-14 dan QS. As Sajdah : 7-10


             

Dalam QS. Al-Mu’minun : 12-14 :

(12) Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
(13)Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
(14) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”

Ada beberapa fase tentang penciptaan manusia sebagaimana ayat di atas. Beberapa diantaranya seperti, pertama, ‘Sulalah min thin’(saripati tanah).

Saripati tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang berasal dari bahan makanan (baik tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari tanah, yang kemudian dicerna menjadi darah, kemudian diproses hingga akhirnya menjadi sperma. Fase ini disebut juga sebagai fase ‘turab’ (tanah).

Kedua, ‘Nuthfah’ (air mani). Makna asal kata ‘nuthfah’ dalam bahasa Arab berarti setetes yang dapat membasahi.  Yang dimaksud dengan nuthfah adalah pancaran mani yang menyembur dari alat kelamin pria yang mengandung sekitar dua ratus juta benih manusia, tetapi yang berhasil bertemu dengan ovum wanita hanya satu.

Ketiga, ‘Alaqah’ (segumpal darah). Alaqah diambil dari kata alaqa yang artinya sesuatu yang membeku, tergantung atau berdempet. Sehingga dapat diartikan sebagai sesuatu yang bergantung di diding rahim.

Keempat, ‘Mudghah’ (segumpal daging). Dalam ilmu kedokteran, ketika sperma pria bergabung dengan sel telur wanita intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai zigot dalam ilmu biologi ini akan segera berkembangbiak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi segumpal daging. Melalui hubungan ini zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhanya.

Kelima, ‘Idzam (tulang atau kerangka). Pada fase ini embrio mengalami perkembangan dari bentuk sebelumnya yang hanya berupa segumpal daging hingga berbalut kerangka atau tulang.

Keenam, Kisa al-‘idzam bil-lahm (penutupan tulang dengan daging atau otot). Pengungkapan fase ini dengan kisa yang berarti membungkus, dan lahm (daging) diibaratkan pakaian yang membungkus tulang, selaras dengan kemajuan yang dicapai embriologi yang menyatakan bahwa sel-sel tulang tercipta sebelum sel-sel daging, dan bahwa tidak terdeteksi adanya satu sel daging sebelum terlihat sel tulang.

Ketujuh, Insya (mewujudkan makhluk lain). Fase ini mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang dianugerahkan kepada manusia yang menjadikannya berbeda dengan makhluk-makhluk lain. Sesuatu itu adalah ruh ciptaannya yang menjadikan manusia memiliki potensi yang sangat besar sehingga dapat melanjutkan evolusinya hingga mencapai kesempurnaan makhluk.

2. Tahap penciptaan manusia setelah terjadi pertemuan sperma dan sel telur sampai ditiupkannya ruh yakni:
a. Proses sperma menjadi segumpal darah, 40 hari.
b. Proses segumpal darah menjadi segumpal daging, 40 hari.
c. Proses segumpal daging menjadi tubuh yang lengkap, 40 hari.

إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه في أربعين يوما ثم يكون مثل ذلك علقة ثم يكون 
مثل ذلك مضغة ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح فيؤمر بأربع كلمات فيكتب رزقه وأجله وعمله وشقي أو سعيد. 

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya dalam waktu 40 (empat puluh) hari, kemudian menjadi segumpal darah selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging selama itu juga (40 hari), kemudian diutuslah Malaikat kepadanya dan ditiupkan ruhnya, kemudian diperintahkan untuk menuliskan 4 perkara; rejeki, ajal, amal perbuatan dan nasibnya celaka atau bahagia.

Pada hari yang ke-120 ruh ditiupkan dan Allah SWT mengutus Malaikat untuk mencatatkan rejeki, waktu kematian, amal perbuatan dan nasibnya celaka atau bahagia. Catatan 4 perkara ini sengaja dirahasiakan agar manusia tetap berusaha menjadi yang terbaik. Manusia tahu akan takdirnya setelah suatu peristiwa telah terjadi. Ketetapan ini bukan berarti Allah SWT menzhalimi hamba-Nya jika ia celaka.

Manusia tidak berhak menyalahkan Allah SWT atas ketetapan-Nya, karena Allah SWT sangat sayang terhadap hamba-Nya (QS. 6 : 12) dengan memberikan Al-Quran sebagai buku panduan, hidayah, akal, hati, panca indera, dan sarana lainnya yang terbaik yang dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul-Nya, mengabulkan setiap permohonan (QS. 14 : 34) dan diberi hak untuk memilih perubahan dirinya (QS. 13 : 11).

3. Pada dasarnya, semua manusia sudah masuk Islam dan bersyahadat semenjak di dalam perut ibunya. Hal ini sesuai dengan QS. Al A'raf : 172
Namun kebanyakan anak manusia memeluk agama sesuai dengan keyakinan yang dianut oleh orang tuanya, sehingga ketika lahir, ada yang Islam, ada yang Nasrani, ada yang Buddha dan yang lainnya. Bayi dari keturunan muslim, ketika lahir masih dalam keadaan fitrah sehingga dia tidak perlu bersyahadat  lagi dengan maksud supaya masuk agama Islam, karena dia sudah masuk dan masih dalam agama Islam. Akan tetapi silakan ia memperbanyak ilmu agama, membaca syahadat, untuk memperkuat keimanannya sebagai muslim.

Yang terakhir, sejak wanita/ ibu dinyatakan positif hamil, sebelum usia janin 120 hari dan bahkan sampai melahirkan nanti, para wanita/ ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk selalu melakukan kegiatan positif yang bermanfaat buat janin dan dirinya, diantaranya adalah :

1. Perbanyak membaca Al-Qur’an.
2. Rajin berdoa.
3. Perbanyak berdzikir
4. Membaca shalawat.
5. Mengatur emosi saat ada hal yang kurang berkenan di hati alias jangan sering marah-marah.
6. Selalu berfikiran positif, berarti kurang-kurangin bergosip ya.
7. Menambah ilmu pengetahuan tentang agama, perkembangan dan kesehatan janin, persiapan melahirkan, nama-nama anak islami dan pendidikan anak.
8. Memenuhi makanan bergizi, terutama untuk perkembangan janin agar menjadi manusia yang sehat, cerdas, sukses dan kuat. Kurangi makan micin perbanyak asupan sayur dan vitamin.

Alhamdulillah, berkat pencerahan dari ustadzah sore itu, aku jadi makin banyak tahu beberapa hal tentang mengapa usia kandungan 120 hari sungguh istimewa. Meski demikian, kalau ada teman atau kerabat yang memilih untuk melangsungkan upacara mitomi, bagiku tidak masalah karena setiap orang tua tentu berharap yang terbaik bagi anak-anaknya. Lakukan saja masing-masing apa yang kita yakini.

Kalau ada tulisan di blog ini yang kurang tepat, dengan senang hati aku menerima saran dan masukan karena aku sendiri juga masih belajar. Semoga segala doa baik dan harapan kita bisa terwujud. Semoga anakku dan mas bisa menjadi pribadi yang baik parasnya, baik akhlaknya, sempurna fisiknya, dan sehat jasmani rohaninya. Aamiin.


Xoxo,
JETRANI


Sumber :
1. Dokumen pribadi
2. Khutbah dari ustadzah
3. www.gomuslim.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar