|
Bukit Jaddih, rumputnya hijau, anginnya sepi-sepoi, langitnya biru, tapi tetep aja panas |
Setelah sore kemarin aku dan Sari pergi ke hutan mangrove Wonorejo, hari berikutnya Sari berjanji untuk mengantarku ke Bukit Jaddih di Madura. Udah jemput di stasiun jam dini hari, ngasih tumpangan buat tidur gratis, masih nemenin makan dan keliling-keliling Surabaya selama 2 hari. Super baik ! Thankyou Sari !
Berhubung kemarin di resepsi temanku yakni Adjung dan Donna kami bertemu banyak orang, lumayan hari ini jalannya bisa rame-rame bareng Bang Yos, temen bang Yos, Sari, dan juga Basri. Kami janjian buat ketemu di deket jembatan Suramadu. Janjiannya jam 8 pagi, tapi kami (aku, Sari, dan Basri) telat sedikit karena kami sarapan soto lamongan dulu dekat lokasi janjian.
|
Melintasi jembatan Suramadu |
Setelah selesai dan ketemu dengan Bang Yos dan temannya barulah perjalanan dimulai. Melintasi jembatan Suramadu menggunakan sepeda motor teryata gratis alias tidak dipungut biaya sepeserpun. Dulu sih pernah lewat jembatan ini juga tapi naik mobil dan dikenai tarif melintas sebesar Rp 30.000 per kendaraan.
|
Selamat datang di Madura |
Cara Menuju Bukit Jaddih, Madura
Akses menuju Bukit Jaddih bisa dicapai dengan sepeda motor ataupun mobil. Namun harap hati-hati karena jalur menuju Bukit Jaddih cukup susah dan lumayan terjal. Oh iya katanya kalau kalian menuju Bukit Jaddih di Madura dengan sepeda motor, sebaiknya mengambil jalur alternatif lewat jalan raya Labang jadi nggak perlu memutar melewati Kota Bangkalan terlebih dahulu. Berhubung kemarin Sari ragu-ragu karena takut nyasar, kami melewati Kota Bangkalan yang ada petunjuk arahnya. Tapi kalau kalian mengendarai mobil, mending lewat kota Bangkalan aja biar aman atau kalau mau tetap melewati jalan alternatif (jalan raya Labang) siap-siap aja dengan medan yang terjal.
Info Seputar Bukit Jaddih, Madura
Terletak di Kecamatan Socah, Desa Jaddih Kabupaten Bangkalan Madura-Jawa Timur ini berjarak 10 kilometer dari pusat kota kabupaten Bangkalan. Bukit Jaddih sebelumnya adalah daerah penambangan kapur yang telah menjelma menjadi salah satu obyek wisata baru yang cukup ramai dikujungi wisatawan karena menyajikan pesona keindahan dan keunikan yang mampu menyegarkan mata.
Jika dilihat, kawasan ini mirip dengan Tebing Breksi di daerah Prambanan, Yogyakarta karena disini kalian akan melihat bongkahan atau guratan-guratan kapur putih yang berukuran raksasa. Karena ditambang, tebing-tebing kapur ditempat ini tidak terbentuk secara alami melainkan akibat dari pahatan para penambang kapur.
Setelah melewati jalan yang cukup menanjak dan gua-gua mini yang terbentuk akibat penambangan kapur, kalian akan sampai di atas bukit. Beruntung saya datang setelah musim hujan sehingga saya dan teman-teman dapat bersantai sejenak sembari menikmati hamparan bukit hijau yang luas.
|
Ngadem dulu di bawah pohon. Lain kali kalau kesini harus bawa payung atau topi. |
|
Keseluruhan pemandangan dari puncak bukit |
Di sisi utara bukit Jaddih terdapat sebuah pemandian alami yang berada di tengah-tengah bukit kapur yang biasa disebut dengan
”Aeng Goweh Pote”. Dalam bahasa madura berarti Air Gua Putih. Pada mulanya pemandian ini merupakan bekas lubang galian tambang kapur yang kemudian memancarkan mata air secara alami sehingga pemerintah daerah setempat melakukan renovasi tempat ini dan menjadikannya sebuah kolam renang. Melihat hamparan batu kapur kemudian ada kolam di tengahnya ibarat oase di tengah padang gurun. Bagi kalian yang ingin menikmati sensasi berenang ditengah bukit kapur ini cukup membayar Rp 10.000 saja.
|
Langitnya masih biru meski sudah jam 12 siang lebih |
Oh iya, karena kawasan bukit kapur Jaddih masih dijadikan lokasi penambangan aktif hingga sekarang, kemungkinan terjadinya longsor sangat besar. Selain itu di kawasan tebing terdapat banyak alat berat juga kendaraan besar yang berlalu-lalang sehingga kalian harus tetap berhati-hati dan waspada.
Harga tiket masuk Bukit Jaddih, Madura :
Tiket masuk ke Bukit Jaddih Rp 2000 per orang
Biaya parkir Bukit Jaddih Rp 5000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar