Rasakan sensasi hempasan angin dan ombak dengan menyeberangi jembatan menuju Pulau Timang |
Pasir putih pantai Timang nampak dari kejauhan. |
Pantai yang terletak diantara Pantai Siung dan Pantai Sundak ini sama seperti pantai-pantai lain di kawasan Gunungkidul, memiliki pasir yang putih. Namun wisata utamanya adalah karang di tengah laut yang disebut Pulau Timang, yang hanya bisa ditempuh dengan menaiki gondola (kereta gantung) atau jembatan.
Rute Menuju Pantai Timang
Akses jalan menuju pantai ini memang cukup sulit. Sebab, jalan ke arah pantai ini masih banyak yang belum diaspal, lokasinya pun cukup terpencil. Jarak dari kota Wonosari sampai sampai Pulau Timang sekitar 35 km. Rute yang bisa kalian pilih adalah menuju pusat kota Wonosari – menuju ke arah Pantai Baron – Pertigaan Mulo – menuju ke arah Pantai Siung – Pasar Dakbong – melewati jalanan berbatu – tiba di Pantai Timang.
Jika kalian mau melewati jalur pantai selatan juga bisa, namun kalian akan menemui pos retribusi dan dikenai tarif Rp 10.000,00 orang. Nantinya kalian akan melewati sejumlah pantai populer seperti Baron, Kukup, Krakal, Indrayanti, dan pantai Sepanjang.
Oh iya, jalan masuk dari jalan utama ke pantai ini ada 3 (namun ujungnya satu). Pilih jalan yang paling ujung karena aspalnya paling lumayan. Sedang 2 jalan sebelumnya langsung bertemu cor beton dan jalan berbatu.
Di beberapa titik pengunjung akan dicegat oleh warga lokal yang menawarkan jasa ojek. Jika kalian kurang yakin dengan kondisi kendaraan kalian, dipersilakan menggunakan jasa ojek dengan tarif mulai dari Rp 50.000,00 PP per orang. Ada ojek motor dan ada ojek mobil yang sebagian besar jenis Suzuki Katana yang dimodifikasi.
Tarif tersebut cukup masuk akal mengingat kondisi jalanan yang bisa kusebut parah, bebatuan dipadu dengan tanah yang licin berlumut. Pastikan ban mobil dalam kondisi prima dan juga bensin terisi penuh atau cukup untuk PP ya.
Tarif Gondola dan Jembatan di Pantai Timang
Sekitar 3 tahun yang lalu, aku pernah datang ke pantai ini. Waktu itu menyeberang menggunakan gondola masih dipatok sekitar Rp 200.000,00. Namun sore kemarin (Mei 2018), ternyata sudah dibangun jembatan disamping gondola. Pengelolanya pun berbeda. Jika naik jembatan dipatok tarif Rp 100.000,00 PP, sudah termasuk asuransi dan 1 orang pemandu. Sedang tarif gondola adalah Rp 150.000,00 PP termasuk asuransi. Lumayan sih ya harganya, kalian tinggal memilih yang mana.
Kami memilih naik jembatan saja |
Tarif masuk ke pantai ini sendiri belum ada, pengunjung hanya dikenai tarif parkir Rp 10.000,00 untuk mobil dan Rp 5.000,00 untuk sepeda motor.
Sore itu aku datang berempat bersama om kumis dan teman SMA-nya yakni Ican yang mengajak istrinya, Inez. Aku dan om kumis memutuskan untuk naik jembatan saja biar bisa foto-foto dan bikin video. Sedangkan Ican dan istrinya, Inez kurang tertarik menyeberang karena melihat ombak dan angin yang cukup besar. Akhirnya mereka duduk di warung-warung yang sudah tersedia di tempat tersebut.
Awal Mula Dibuatnya Gondola
Pulau ini disebut sebagai tempat terbaik untuk mencari hasil laut terutama lobster. Hasil laut inilah yang memiliki nilai jual sangat tinggi, sehingga membuat mayarakat setempat rela bersusah payah dan berjuang untuk menuju kesana dengan medan berbahaya.
Pulau ini disebut sebagai tempat terbaik untuk mencari hasil laut terutama lobster. Hasil laut inilah yang memiliki nilai jual sangat tinggi, sehingga membuat mayarakat setempat rela bersusah payah dan berjuang untuk menuju kesana dengan medan berbahaya.
Untuk sampai kesini butuh perjuangan. |
Mengapa menggunakan gondola ? Karena ganasnya arus dan ombak pantai selatan dan juga sejumlah batu karang cukup membahayakan nelayan untuk bersandar di pulau ini. Juga tidak memungkinkan mereka untuk membawa wisatawan ke pulau ini, jadi satu-satunya jalan adalah membangun gondola.
Oh iya, baik gondola dan jembatan di Pantai Timang ini dibuat menggunakan tali tambang karena dirasa lebih kuat dalam menghadapi air laut yang bersifat korosif. Tentunya lebih aman dan juga awet dibanding menggunakan sling yang terbuat dari besi/ baja.
Sebelum menyeberang, kalian juga harus tahu jika gondola kayu yang tersedia bukanlah fasilitas penunjang wisata yang disediakan pemerintah. “Wahana” ini murni alat transportasi dan penunjang kehidupan warga sehari-hari untuk mencari lobster.
Sebelum menyeberang, kalian juga harus tahu jika gondola kayu yang tersedia bukanlah fasilitas penunjang wisata yang disediakan pemerintah. “Wahana” ini murni alat transportasi dan penunjang kehidupan warga sehari-hari untuk mencari lobster.
Jadi, dulunya, gondola tersebut dibuat oleh 6 orang, ada Pak Siswanto, Pak Warno, Pak Sartono, Pak Warsito, Pak Supriyanto dan Pak Tukijan sekitar tahun 1997, membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Waktu itu mereka naik kapal dari pantai Siung, kemudian Pak Warno selaku mantan pelaut berenang dari tengah sembari membawa tambang untuk mulai mamasang tali.
Karena potensi wisatanya yang besar, akhirnya gondola ini dijadikan wisata mulai tahun 2012 lalu. Sedangkan jembatan sendiri baru ada semenjak tahun 2016 yang dipasang dengan cara yang sama.
Fasilitas Wisata Pantai Timang
Meski belum bisa dikatakan baik, namun mengingat kondisi jalannya yang cukup jelek, fasilitas disini sudah cukup memadai. Tersedia parkir sepeda motor dan juga mobil yang lumayan luas, toilet, gazebo, juga sejumlah warung makan yang menjual ramesan hingga kelapa muda.
Ingin Makan Lobster di Pantai Timang ?
Jika kalian ke Pantai Timang, tentunya wisata kuliner yakni mencicipi lobster tak boleh dilewatkan. Namun sore itu kami tidak mampir karena Ican dan Inez harus buru-buru ke Solo. Namun buat kalian yang penasaran, kalian bisa mengunjungi rumah Pak Siswanto. Katanya sih ada kolam penangkaran lobster di sana.
Untuk harganya sendiri juga lumayan, berkisar antara Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu per kilogram bahkan bisa lebih. Waduh, lumayan banget ya harganya ! Biasanya, satu kg lobster bisa terdiri dari tiga sampai tujuh ekor, tergantung besar kecilnya lobster.
Lain kali kalau kesini lagi aku kudu mampir. Semoga ada yang mau nraktir sekalian, hehe.
Lokasi Pantai Timang :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar