Kalau males masak bisa jajan karena banyak warung di pantai ini |
Persoalan banget dong karena hari Sabtu aku masih kerja dan ada meeting bulanan yang nggak mungkin absen karena bulan lalu udah absen demi liburan.
Lagipula adekku yang paling kecil udah kelas 3 SMA, masak iya dia disuruh izin nggak sekolah cuma buat piknik...
Akhirnya aku memberikan usul "Gimana kalo kita camping di pantai aja berangkat hari Sabtu. Nanti aku cariin pantai yang enak deket toilet sama mushola." ujarku malam itu
Mami pun mengiyakan karena beliau belum pernah ngerasain camping di pantai.
Malam itu pun kami tidur dengan rencana bahwa besok akan camping di pantai "yang belum ditentukan" dan aku terlelap di samping mami.
Pagi harinya ketika bangun, aku tidak menemukan mami di sampingku.
Kakak pun tak ada.
Hanya ada adek yang masih tidur pulas di kamarnya.
Aku pun tersadar dan paham bahwa *mereka beneran berangkat ke Dieng* . HUFT
Ternyata benar, pagi harinya mungkin setelah pegang HP dan nemu sinyal, si mami langsung laporan kalau beliau sedang liat sunrise di Bukit Sikunir bersama kakak dan katanya super rame kayak dawet. Gokil deh. Pada tau kan aku suka jalan-jalan dadakan ini turunan dari siapa?
Hehe.
Waktu pun berlalu hingga jam menunjukkan pukul 7 malam dan kakak serta mami akhirnya pulang dari piknik singkat mereka di Dieng. Setelah mandi, kakak langsung mager karena dia beneran belom tidur dari kemarin.
Jam 8 malam, kami sama sekali belum memutuskan apakah beneran jadi camping atau tidak karena di Jogja mulai gerimis dan pengalaman malam sebelumnya hujan deras. Nggak lucu dong kalo mau camping tapi hujan deras?
Akhirnya karena mami yang emang udah niat pengen camping dan berdasar laporan temanku yang mau camping juga kalau sekitar Gunungkidul cerah, kamipun berangkat.
Tenda memang sudah kusiapkan sebelumnya sementara barang-barang lainnya asal angkut aja apa yang ada di rumah dari bed cover dobel, sleeping bag, matras, lampu emergency, makanan apa aja yang ada di lemari dan kulkas, bantal, pokoknya kayak pindahan. Kalo liat pasti bakalan dikira ngungsi seminggu, hehe.
Kakak yang memang ngantuk dan nggak mau nyopir karena dia mau melanjutkan tidurnya nggak banyak bawel dan menyerahkan destinasi serta segala sesuatunya padaku.
Baiklah, akupun memutuskan untuk camping di pantai Watukodok saja yang memang memiliki fasilitas lumayan komplit. Pantai ini bersebelahan langsung dengan Pantai Sanglen yang kini mulai populer sebagai destinasi, di sebelah baratnya lagi bersebelahan dengan Pantai Sepanjang yang sudah populer sejak lama. Di sebelah timur berbatasan dengan pantai Drini yang dipisahkan oleh bukit. Bukit antara pantai Watukodok dan Drini ini bisa dinaiki, tersedia gazebo-gazebo, rumah makan hingga penginapan yang lumayan untuk disewa.
Berikut adalah foto-foto ketika camping di pantai Watukodok :
Adek yang biasanya males piknik tapi malah keenakan sendiri tiduran di hammock |
Siblings |
Ibu negara akhirnya ngerasain camping |
Rute, Jalan, Peta Lokasi Pantai Watu Kodok Gunungkidul Yogyakarta
Jarak pantai ini dari kota Yogyakarta sekitar 70km dan dapat di tempuh selama kurang lebih 2 jam perjalanan. Kunci termudah mencari pantai ini adalah cari pantai yang di dekatnya yang sudah terkenal. Kalau dari arah dari timur kita temukan Pantai Drini, kalau lewat Barat ada Pantai Sepanjang.
Ada 3 rute paling efektif untuk menuju Pantai Watu Kodok yakni sebagai berikut :
Rute pertama
Yogyakarta > Jl. Wonosari > Piyungan > Patuk > Wonosari > jl. Baron > Tepus ( lewat pintu masuk timur) > Indrayanti > Sundak > Drini > Pantai Watukodok
Rute kedua
Yogyakarta > Jl. Wonosari > Piyungan > Patuk > Sambipitu > Gading ( lapangan terbang ) > Siono > Wonosari > Jalan Baron > Kemadang > Baron > Kukup > Pantai Sepanjang> Pantai Watu Kodok
Rute Ketiga
Yogyakarta > Ringroad jl. Wonosari > Piyungan > Patuk > Sambipitu > Gading (lapangan terbang) > Playen > Paliyan > Saptosari > Pasar Trowono > Kemadang > Baron > Kukup > Pantai Sepanjang > Pantai Watukodok
Nah, kalau menurutku sih rute ke-tiga yang palling rekomended. Cenderung sepi tapi jalanannya lancar dan mulus karena melewati Jalan Lingkar Selatan. Oiya sekilas info sepanjang jalan ini miniiiiim sekali lampu. Jadi pastikan lampu kendaraan kalian dalam kondisi prima ya
Retribusi masuk untuk ke Pantai Watukodok ini satu pintu bersama dengan pantai Baron, Kukup, Krakal, Sepanjang, Drini, Ngrumput, dll yakni Rp 10.000,00 sementara besaran parkir tergantung petugas parkir di tiap pantai.
Mengenai akses masuk, kini di jalan masuk menuju pantai ini sudah didirikan gapura bambu bertuliskan Pantai Watukodok bercat hijau yang cukup besar sehingga dijamin kalian tidak akan kelewatan.
Jalanannya pun mampu dilalui mobil karena sudah dicor beton meski kini sudah mulai hancur. Tapi masih realistis dan aman untuk dilalui mobil bahkan sedan sekalipun. Area parkirannya pun luas bisa menampung belasan mobil.
Biaya camping (mendirikan tenda) di pantai Watukodok pun dikenai seikhlasnya karena sekedar uang kebersihan. Tentunya kita akan meninggalkan sampah, nah uang yangn kita bayarkan ini gunanya untuk biaya kebersihan tersebut. Waktu itu saya hanya dimintai 7 ribu rupiah untuk satu tenda besar yang diisi 4 orang.
Cukup murah dan malah bikin kita pengen ngasih lebih karena si kakek sempet bilang,”Kalau mau ngasih silakan mbak, kalau keberatan tidak usah juga tidak apa-apa.”
Bukti bahwa tidak semua pengelola tempat wisata itu “komersil”
Retribusi masuk pantai Watukodok : Rp 10.000,00 per orang
Fasilitas di pantai Watukodok (update Agustus 2016) :
1. Parkir luas (roda 2 maupun roda 4)
2. Kamar mandi yang cukup banyak (buang air kecil Rp 2.000 mandi Rp 5.000)
3. Biaya camping seikhlasnya
4. Mushola
5. Gazebo-gazebo sederhana (cukup banyak)
6. Treking bukit ke arah Pantai Drini (gratis. Tapi kalau dari pantai Drini mau naik ke arah Watukodok bayar Rp 2.000)
7. Tempat makan (jualan makanan sederhana : nasi telur, nasi goreng, indomie,
teh panas, es kelapa, dll)
asek asek ...udah makin banyak tulisanya ...hihihi
BalasHapushahaha iya ketularan kamu. doain bs rajin yaa.
Hapus