Pagi itu, 4 Maret 2017, hari yang ditunggu-tunggu tiba. Hari keberangkatan kami ke Maldives. Setelah sempat drama antara jadi diajak atau enggak, akhirnya beneran berangkat juga. Kami yang kumaksud disini adalah aku dan travelmate dodol favoritku yang bernama mas Jarwo.
Jangan tanya kok kami bisa ke Maldives, pokoknya itu rejeki anak soleh deh. Kuncinya (kata mas Jarwo) adalah berdoa, berdoa, dan berusaha (iyain aja).
Rencana awal kami mau berangkat dari kosan jam 9 pagi, apa daya manusia hanya bisa berencana. Sibuk nyari peta, liat-liat buku di toko buku sampe muter-muter nyari sarapan membuat kami baru bisa berangkat jam 10 lewat.
Padahal perjalanan kami cukup panjang yakni harus jalan kaki dulu sampe jalan raya - naik angkot - naik Damri -baru deh sampai bandara.
Kenapa nggak naik taksi atau grab car aja sih? Ingat! Kami mau sok-sok an ala backpacker, jadi mau yang hemat asal sampai (baca: ngirit).
Ternyata jalanan menuju terminal macet parah. Boro-boro bisa ngebut, maju dengan lancar 5 meter aja Alhamdulillah banget. Seorang ibu yang kami temui di angkot dan menanyakan destinasi kami siang itu kaget karena kami masih di daerah Cirendeu jam segini, padahal flight kami jam 2 siang.
Ibu baik hati |
God Bless You, mas ! |
Kalau di Maldives sendiri mata uang resminya adalah Rufiya, tapi uang tersebut hanya bisa ditukarkan di Maldives dan hanya berlaku disana saja. Meski demikian kita nggak perlu khawatir soalnya Dollar Amerika berlaku juga kok. Mirip kayak waktu di Macau. Tuker Pataca tapi lakunya disana doang. Pilihannya tukar Pataca atau belanja pakai Dollar Hongkong.
Ternyata masih banyak waktu sih, tapi mending nunggu daripada ketinggalan pesawat. Kami akhirnya bisa ngobrol dengan lega setelah sepanjang jalan dari dalam angkot dan juga grab car tadi sama-sama diem. Aku sibuk berdoa supaya nggak telat, eh ternyata mas Jarwo juga begitu. Bagian "last minute person" ini memang kami kompak banget sih.
Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya kami pun segera melanjutkan perjalanan kami berikutnya.
Udah lega dan bisa leyeh-leyeh. |
Sabar, belum ke Maldives.....masih transit ke Singapore dulu kok.
Kalau dilihat dari foto diatas, perjalanan Jakarta - Singapore ditempuh dalam waktu berapa jam hayooo? |
Alhamdulillah dapet makan siang. |
Untungnya dapet makan siang soalnya soto tadi pagi udah nggak tau kemana, mungkin habis jadi energi buat dzikir sepanjang jalan menuju bandara.
Sampai di Bandara Changi Singapore
Sesampainya di Changi, kami segera mencari tahu terminal keberangkatan kami selanjutnya.Scan boarding pass di mesin yang disediakan untuk mencari tahu lokasi keberadaan saat ini dan lokasi gate + terminal untuk penerbangan berikutnya |
Oh iya, ini penting banget!
INI PERTAMA KALINYA MAS JARWO KE LUAR NEGERI.
Finally ya mas. Congratulation lho salah satu resolusi 2017 kamu tercapai juga *ditabok.
Sayang, waktu kami di Singapore cukup terbatas, padahal bandara ini terkenal akan berbagai fasilitasnya yang WOW di setiap terminal, total ada 3 terminal. Bahkan ada juga faslitas city tour gratis bagi mereka yang sekedar transit seperti kami dengan catatan jeda waktu dari satu penerbangan ke penerbangan lainnya minimal 6 jam.
Yah, kami cuman punya 3 jam jadi tidak bisa memanfaatkan fasilitas tersebut. Padahal kan lumayan paling nggak bisa foto dengan latar belakang patung Merlion yang iconic itu. Akhirnya kami memanfaatkan waktu dengan keliling bandara dan menikmati sejumlah faslitas yang ada. Kalo diinget-inget cukup alay sih, tapi daripada duduk bosen mendingan seru-seruan kan ya.
Ngapain Aja di Changi
Nge-charge HP sekalian olahraga. |
Ngisi botol minum |
Bisa foto-foto pakai pixel art terus hasilnya dikirim by email. Kalo ga antri bisa narsis sepuasnya. |
Setelah puas keliling-keliling (terpaksa puas), akhirnya kami pun menuju gate untuk siap-siap berangkat ke Maldives. Sayang banget kami dapat flight malam sehingga keinginan untuk memotret gugusan pulau yang ada di Maldives tidak kesampaian :(.
Bismillah, semoga piknik kali ini berjalan lancar. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar