Sebenernya pengen nulis tentang perjalanan ke Gunung Kelud beberapa waktu yang lalu. Tapi berhubung ada beberapa detil yang tidak seharusnya aku tulis, akhirnya ditunda-tunda. Tapi yaudah deh ditulis aja karena ingin berbagi pengalaman. Waktu itu dalam rangka libur long weekend, aku dan keluargaku berencana untuk ke Jawa Timur tepatnya Kediri dan Ponorogo karena sudah lama tidak ketemu dengan para sepupuku yang kerja dan tinggal disana.
Sepupuku sudah punya 3 orang anak yang semuanya masih
kecil-kecil, paling tua baru kelas 1 SD. Karena itu kami memutuskan untuk
liburan ke tempat yang cocok buat family trip. Berhubung Kediri dan
Prigen hanya berjarak kurang lebih 3 jam, kami memutuskan untuk ke Taman Safari
II, Prigen. Nah tapi disini aku mau cerita soal liburan ke Gunung Kelud, bukan
Prigen ya. Waktu itu kami berhenti makan di sebuah rumah makan menuju Prigen.
Dari bagian belakang rumah makan tersebut kami bisa melihat sungai dengan latar
belakang Gunung Kelud yang sangat cantik.
View dari belakang rumah makan.
|
Gara-gara
itu setelah di hari Minggu-nya kami ke Prigen, besoknya kami berempat
yakni aku, kakak, mami dan kakak berencana ke Gunung Kelud (waktu itu tanggal
merah tapi aku lupa libur apa). Gunung Kelud adalah sebuah gunung berapi di
Provinsi Jawa Timur yang tergolong aktif dan punya ketinggian 1.731 meter di
atas permukaan laut. Gunung ini ada di perbatasan antara Kabupaten Kediri,
Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, sekitar 27 km di timur pusat Kota
Kediri.
RUTE MENUJU GUNUNG KELUD VIA KEDIRI
Kata sepupuku disana ada kebun anggrek dan wisata outbond.
Berbekal google map kami pun segera meluncur. Rute kami waktu itu dari
Kota kediri menuju Gunung Kelud adalah :
Melewati daerah Pesantren - Wates - Ngancar - Desa
Sugihwaras - Wisata Gunung Kelud
Waktu aku googling, kalau dari arah Kediri,
kita nggak bisa melihat Kawah Kelud karena ditutup semenjak letusan 2014 silam.
Kalau ingin melihat kawah dari atas harus melakukan pendakian, itupun dari Kota
Blitar. Toh aku juga bersama keluargaku jadi mau mendaki nggak ada temennya
kecuali mau nekat naik sendiri atau nyari temen di basecamp. Nggak deh.
Perjalanan secara keseluruhan kami lalui dengan lancar
meski masih suasana long weekend. Sampai di daerah tujuan sekitar pukul
10 siang, lumayan panas jadi begitu keluar mobil udah keringetan.
Fiiuuh....
Sampai di loket wisata, kami langsung diarahkan untuk
menuju parkiran mobil. Udah banyak mobil yang berjejer disana. Kami pikir harus
parkir kemudian jalan kaki, ternyata tidak demikian. Dari lokasi parkir untuk
ke area lereng Gunung Kelud masih jauh sehingga harus ditempuh menggunakan
kendaraan.
Trus itu pada parkir ngapain? Ternyata ada dua alasan.
Yang pertama, mereka parkir karena tersedia shuttle untuk
mengangkut para wisatawan hingga lokasi parkir terakhir, bisa juga memilih off
road menggunakan jeep, yang kedua karena antri giliran masuk.
Iya, mobil-mobil pribadi yang mau naik harus antri
karena lokasi parkir diatas terbatas sehingga harus bergantian. Nunggu ada yang
turun baru kita bisa naik.
Oalah...gitu to.
WISATA GUNUNG KELUD KEDIRI
Setelah menunggu sekitar 30 menit, giliran
kami pun tiba. Mobil pribadi tidak ditarik uang di loket, namun di area parkir
dan baru bayar pas tiba giliran kita untuk masuk. Harga tiketnya sendiri
sebesar Rp 5.000,00 untuk weekday dan Rp 10.000,00 per orang pada saat
akhir pekan dan hari libur. Bagi yang mau naik mobil wisata (yang sudah
disediakan di Pos Gerbang Masuk wisata Gunung Kelud) tiketnya Rp. 15.000,- PP.
Ada juga paket off road dengan harga mulai dari Rp 375.000 per jeep
untuk 4 orang.
Sepanjang perjalanan kami melewati sejumlah perkebunan
dan taman bunga. Ada juga yang menyewakan kuda untuk berkeliling kawasan
perkebunan.
Cantik ya? Bunganya. |
Sekitar 10 menit berkendara, kami melewati sebuah
jembatan yang disebut Mysterious Road sepanjang 100 meter. Sepupuku udah
bilang sih sebelumnya soal jalan ini. Disebut mysterious road karena
jalannya kelihatan menanjak, tapi waktu kendaraan dihentikan pada posisi
netral, kendaraan akan berjalan naik (meski perlahan). Ada juga papan petunjuk
supaya pengunjung lebih mudah dalam melakukan pembuktian. Pengunjung disuruh
menaruh sebuah botol air mineral dengan posisi tertidur dan menaruhnya di
posisi jalan paling rendah. Terbukti secara perlahan botol air mineral
tersebut menggelundung naik.
Wiiih keren ! (maaf ndeso....)
Si mami sih nggak heran, soalnya pas mami umroh
pertama kali tahun 2012 dulu, ada wisata ke Jabal Magnet di Madinah yang
katanya bisa menjalankan atau menarik mobil dalam keadaan hidup atau posisi
gigi netral. Katanya bahkan jarum penunjuk kompas juga nggak berfungsi sama
sekali di lokasi itu.
Setelah melewati jalan yang berkelok-kelok dan
menanjak, kami sampai juga di tempat parkir Wisata Gunung Kelud. Disana
berjejer deretan warung makan yang menjual aneka makanan mulai dari nasi pecel,
nasi goreng, mie rebus, soto, bakso pentol, dan berbagai camilan. Nah, buat
kalian yang datang kesini sebelum tahun 2014, pasti dalam ingatan kalian dari
area parkir kalian tinggal jalan kaki menuju ke arah anak (kubah lava) Gunung
Kelud.
Itulah yang aku baca dari sejumlah artikel. Jadi
katanya untuk sampai ke lokasi kubah lava itu kita harus melewati terowongan
yang panjangnya sekitar 150 m. Di dalam terowongan juga udah di pasangin lampu jadi
para wisatawan bisa dengan leluasa berjalan kaki. Tapi pasca erupsi yang
terjadi sekitar 2 tahun lalu, gua atau terowongan yang jadi jalan menuju anak
Gunung Kelud ikutan tertimbun. Nggak hanya itu, sungai (pemandian) air panas yang
ada di sebelah kanan terowongan juga hilang karena tertimpa aliran lahar panas
dari muntahan lava pijar. Pun gardu pandang yang ada di lokasi itu, dimana
katanya kita bisa menikmati indahnya pemandangan puncak Sumbing, Gajah Mungkur
dan puncak Kelud. Katanya dulu di puncak Gajah Mungkur dibangun gardu pandang
dengan tangga terbuat dari semen. Kecenya, kalau malam minggu kubah lavanya
dikasih lampu berwarna-warni. Ada juga jalur panjat tebing di puncak Sumbing
dan flying fox. Tapi sekarang semua udah nggak ada.
Hiks.
YANG PERLU KAMU TAHU TENTANG GUNUNG KELUD KEDIRI
FYI, gunung ini memang tercatat aktif meletus dengan
rentang jarak waktu yang relatif pendek, sekitar 9-25 tahun. Makanya gunung ini
termasuk salah satu gunung api yang berbahaya bagi manusia.
Oke, lanjut cerita lagi.
Nggak jauh dari warung-warung itu terdapat sebuah pos
dan banyak tukang ojek berjajar rapi. Ternyata mereka menyediakan jasa ojek Rp
15.000 PP buat para pengunjung yang males jalan kaki (termasuk aku, kakak, mami
dan adek). Maklum...waktu itu siang-siang, panas, dan nanjak. Kamipun diberi 4
buah kupon yang nanti bisa ditukar dengan jasa ojek (buat berangkat dan buat
pulang jadi jangan sampe ilang). Nggak sampai 10 menit kami sudah sampai di
jembatan yang dijadikan tempat pemberhentian terakhir sekaligus tempat parkir
bagi pengendara sepeda motor. Dari lokasi itu kami semua harus jalan kaki ke
atas kalau ingin melihat puncak Sumbing, Gajah Mungkur dan puncak Kelud.
Lokasi parkiran motor nampak dari gardu pandang. |
Setelah jalan kaki sekitar 30 menit, kami sampai di
lokasi gardu pandang yang sekarang. Dari sana kami bisa melihat pemandangan
yang cantik banget. Keliatan nggak ada deretan sepeda motor dan kerumunan
orang-orang di bawah ? Nah kami jalan kaki dari situ. Kalau aku sih udah biasa,
agak kasian juga bayangin mami jalan kaki sampai sini (belom turunnya). Itu
masih lewatin jalan yang berkelok-kelok tapi nggak kefoto. Mau dinaikin ojek
lagi tapi kata bapaknya nggak boleh karena kesepakatan mereka ojek hanya boleh
sampai parkiran.
Foto dengan latar belakang Puncak Kelud dan sebelah kiri Puncak Gajah Mungkur |
Selesai sesi foto yang cukup menguras keringat saking panasnya, kami pun berjalan lebih keatas. Si mami udah jalan duluan dong sambil bawa payung. Di tengah jalan kami papasan sama rombongan dedek-dedek emesh yang baru turun dari atas, iseng aku bertanya,"Dek, diatas nanti viewnya apaan ya?" Mereka pun menjawab bahwa diatas sama aja kayak dibawah. "Kita nggak bisa masuk ke dalam area kawah karena ditutup dan ada pintu gerbangnya." tambah mereka | |||||
Meski tahu kalau kami tidak bisa masuk dan viewnya
juga sama aja, kami tetap memutuskan buat jalan kaki sampai atas dan ingin liat
sendiri apa yang ada disana. Ternyata bener kata adek-adek itu. Malah nggak ada
view apa-apa dan ketemu gerbang doang yang dibaliknya ada para bapak
penjaga kawasan tambang.
Wii....
Wii....
Tau kan ya apa yang ada dipikiranku? Hehe. Aku dan
mami mendatangi bapak-bapak tesebut meski kami dipisahkan oleh pintu kawat yang
tinggi. Pintu itu tidak menghalangi niatku untuk mendekati mereka
(apasih). Ngobrol dikit (panjang lebar ding), akhirnya KAMI BOLEH MASUK KE DALEM
SAMPAI KE KAWAH.
Horeeee!
KAWAH GUNUNG KELUD
KAWAH GUNUNG KELUD
Pintu pun dibuka dan si bapak mengatakan bahwa kami
mending naik motor aja (ngojek mereka) karena kalau jalan kaki sampai bawah
bakalan jauh. Untung aja kami nurut, soalnya beneran jauh banget mana medannya
pasir semua (selain hawanya lagi panas-panasnya karena hampir jam 12 siang).
karena hanya ada dua motor, akhirnya aku dan mami berangkat duluan sedang kakak
dan adek menunggu diatas. Kami pun berangkat sembari diliatin oleh para
pengunjung lain dari balik gerbang. Mohon maaf ya, aku nggak bisa cerita gimana
detilnya dan siapa nama bapaknya (lagian nggak inget juga nama mereka). Intinya
sih kebetulan para pekerja di tambang tersebut sedang libur, makanya lokasi
tambang "yang seharusnya" ditutup dan tidak boleh ada pengunjung yang
masuk, bisa kami masuki.
Maafkan kami ya Pak, semoga bapak nggak kena marah ya.
Maafkan kami ya Pak, semoga bapak nggak kena marah ya.
Jalan menuju kawah. Ada terowongan pembuangan air kawah di sebelah kiri.
|
Saltum? Biarin. Weeek :P |
Gunung
Sumbing sendiri dulunya memiliki jalur untuk panjat tebing, namun sejak
adanya erupsi, kegiatan tersebut dihentikan karena bagian bawahnya
masuk ke area tambang dan area pembangunan jadi tidak boleh asal
dimasuki.
Keseluruhan Gunung Sumbing. Kok keliatan bantet sih disini -,- |
Puncak Gunung Sumbing |
Seusai
mengantar kami berempat, bapak-bapak tersebut juga tak lupa memberikan kami
sedikit informasi bahwa memang area tersebut masih ditutup karena masih dalam
pembangunan. nantinya diharapkan para pengunjung akan bisa masuk ke dalam juga
dan melihat kawah Kelud dari dekat seperti kami. Katanya sih diusahakan setahun
ke depan lokasi wisata ini sudah selesai dan siap dikunjungi. Gituuuu.
Jadi kalian yang mau kesini sabar dulu ya sampai tahun depan. kalau nggak
sabar, silakan mendaki dan lihat kawah ini dari atas. Setelah puas foto-foto
dan mendengar sejarah tentang Gunung Kelud dan dampak letusannya dari
bapak-bapak pemandu kami, akhirnya kami memutuskan untuk pulang karena masih
ada beberapa destinasi yang harus kami datangi. kami juga masih harus pulang ke
Jogja karena besoknnya aku dan kakak masuk kerja, adek juga sekolah.
Wuuu...curang duluan. Pokoknya tahun depan (tahun ini maksudnya) harus ajakin aku ke situ lagi :(
BalasHapusNggak ah. Capek naik gunung. Naik pelaminan aja
Hapusmantap kakak, hits
BalasHapusIya aku emang hits. Nggak mau minta foto bareng?
HapusKalo untuk taman bunganya itu lokasinya di mana ya? setelah parkir mobil atau sebelumnya?
BalasHapusSebelumnya mas . nggak jauh dari loket nanti sudah area perkebunan. Masih jauh dari loaksi parkir.
BalasHapusFyi parkirnya diatas aja jangan deket retribusi awal. Diatas masih ada parkiran..tapi harus antri buat naik.
enak an melakukan pendakian dari via tulungrejo.
BalasHapusIni nggak mendaki mas, hehe. Saya naik mobil trus lanjut naik ojek sampai kawah :P
Hapuskeren banget ya? jarak dari jembatan ke kawah berapa lama yak?
BalasHapusregard
https://bromoguide.com
Nggak jauh sih mas paling lama 30 menit. Naik mobil sampai parkiran, trus naik ojek. Nah jalan kaki 15 menit,lanjut ojek lagi buat ke kawah.
HapusBagus viewnya
BalasHapusIyaa bagus. Nanti kalau akses buat ke kawah udah jadi dan dibuka, makin seru lagi kesini
HapusKalo rombongan bis, bisnya diparkir dimn ? Jauh dr lokasi ?
BalasHapusKalau bis kemungkinan nggak bisa deket parkirnya mas,jalannya nggak mendukung soalnya sempit dan berkelok. Nanti di bawah akan ada kantong parkir dan pengunjung bisa naik semacam colt untuk Pp ke ataa mas. Udah ada trayek resminya. Opsi lain bisa naik ojek atau jeep wisata. Ada daftar harganya kok kemarin di loket masuk
HapusMbak kalau mau ke kawah dr parkir mobil, apa harus naik ojek? Jalan kaki gitu apa bisa?
BalasHapusNggak tau kalo skrg mas. Saya udah beberapa tahun lalu, harus naik ojek. Kalo jalan kaki jauh + nanjak + panas sekitar 30 menit sih
Hapus