Follow Me @rezadiasjetrani

Kamis, 26 Januari 2017

Kali Kedua ke Karimunjawa

Siapa yang tak kenal dengan Karimunjawa? Pulau yang terletak di sebelah utara pulau Jawa ini katanya punya jumlah pulau sebanyak 27 buah dimana sebagian ada yang berpenghuni, tapi lebih banyak yang tidak. Lima diantaranya merupakan pulau yang berpenghuni yakni Pulau Karimunjawa itu sendiri, Pulau Kemujan, Pulau Nyamuk, Pulau Parang dan Pulau Genting. Pulau-pulau ini dihuni oleh beberapa suku yang ada di Indonesia, seperti suku Jawa, suku Madura, dan suku Bugis. Suku Jawa banyak yang bertani dan memproduksi alat kebutuhan rumah tangga, suku Bugis adalah pelaut andal sehingga berprofesi sebagai nelayan, dan suku Madura banyak juga yang berprofesi sebagai nelayan tetapi memiliki kelebihan membuat ikan kering. Ada pula para pendatang yang bekerja sebagai nelayan kemudian tinggal dan menetap di pulau Karimunjawa.
Peta Karimunjawa. Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Karimunjawa
Liburan kali ini adalah kali kedua aku mengunjungi pulau ini. Pertama kali pas tahun baru 2013 silam dimana aku liburan kesini dadakan tanpa persiapan. Modal nyetir mobil aja trus iseng ke Karimunjawa deh bareng keluarga (dan mantan). Untuk kunjungan (kayak pejabat aja) yang kedua, aku mengajak Holly dan juga Yugo buat liburan bareng ikutan tripnya Bang Pedro temanku di komunitas Backpacker's Indonesia.
Berhubung males naik bis karena harus ganti-ganti, naik travel juga jamnya kurang oke, kami memutuskan untuk naik sepeda motor dari Jogja-Jepara (nggak usah kagum, biasa ajak kok). Karena kapal jam 9 pagi berangkat, kami berencana tiba di pelabuhan pukul 7 pagi. Katanya sih kalau naik kendaraan pribadi 5 jam udah pasti sampai (kata siapa ya waktu itu...). Kami yang berniat buat jalan malam dan tidur dulu di hotel Pertamina (baca : pom bensin), memutuskan untuk berangkat jam 11 malam saja.

Jam 11 kami sudah siap berangkat, Holly sudah di rumahku dari jam 8 malam dan Yugo pun kosnya hanya berjarak 5 menit dari rumahku jadi gampang. Niatnya sih Yugo sendirian sedang aku dan Holly bergantian buat bawa motor. Tapi ternyata Holly bawa motor Jupiter MX yang pakai kopling sedang aku dan Yugo nggak ada yang bisa bawa motor kopling. Alhasil nggak jadi gantian dan aku cuman duduk manis alias bonceng. Pertama bonceng Holly, berikutnya bonceng Yugo.

Di daerah Bawen waktu itu sempat hujan deras sehingga kami berteduh di Indomaret sambil pesen kopi panas. Holly butuh kopi soalnya dia belum tidur. Setelah hujan reda perjalanan malam itu pun kami lanjutkan kembali. Sekitar jam 3 subuh kami sudah sampai di daerah Kudus. Berhubung udah ngantuk banget, kami bertiga nyari pom bensin terdekat buat numpang tidur. Maunya di masjid tapi pas itu nggak nemu masjd pinggir jalan.

Setelah nemu pom, kami selonjoran meski nggak ada yang bisa tidur. Takut diusir juga sih soalnya biasanya kan nggak boleh tidur di musholla. Abis subuhan, kami yang udah kelaperan lanjut jalan lagi. Sesampainya di kota Jepara, kami sempat muter-muter kota sambil cari sarapan. Nemu lontong sayur di dekat pasar. Lumayan buat isi perut dan bikin badan seger, ditambah segelas teh (yang nggak panas sama sekali dan bening banget). Mendadak kangen teh nasgitel nya angkringan Jogja. Huhu. Jam 7 pagi (kurang) kami sudah sampai di pelabuhan, teman-teman dari rombongan lain sudah ada yang datang. Ada yang mandi-mandi dulu, ada yang jalan-jalan sambil foto-foto. Total rombongan kami waktu itu......30 orang ! Banyak banget karena bang Pedro membawa 2 keluarga besarnya.

Transportasi ke Karimunjawa

Sekedar info buat kalian yang mau ke Karimunjawa dari Jepara tepatnya  dari Pelabuhan Kartini, ada 3 kapal penyebrangan umum yang biasa digunakan yaitu:
1. Kapal cepat Express Bahari Cantika
2. Kapal cepat Express 2C
Kedua kapal cepat dari Pelabuhan Kartini-Karimunjawa waktu tempuhnya sekitar 2 jam, berangkat setiap hari Senin, Selasa, Jumat, dan Sabtu. Kapal express ini hanya khusus mengangkut penumpang (tanpa kendaraan).
3. Kapal ferry KMP Muria, memerlukan waktu tempuh kurang lebih 6 jam. Berangkat setiap hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Khusus untuk KMP Muria dari Pelabuhan Jepara, bisa untuk mengangkut mobil dan motor untuk diseberangkan ke Karimunjawa.

Tambahan juga kalau jadwal ini bisa berubah sesuai dengan cuaca atau ketinggian ombak di laut Jawa. Seandainya terjadi gelombang tinggi maka pihak perhubungan di pelabuhan biasanya tidak akan memberikan izin berlayar dan jadwal keberangkatan kapal akan berubah mengikuti perubahan cuaca. Sampai sekarang hal itu masih menjadi pekerjaan rumah bagi bagi Pemda terkait untuk memperbarui alat transportasi yang sering menjadi kendala jika terjadi gelombang tinggi.

Waktu Terbaik untuk Berlibur ke Pulau Karimunjawa

Menurut orang-orang terutama para pengelola wisata, waktu yang tepat untuk berlibur ke Pulau Karimunjawa adalah pada bulan Maret hingga pertengahan bulan Agustus dan pertengahan September hingga akhir Desember. Pada bulan-bulan itu biasanya gelombang di laut Jawa cukup tenang, jadi pelayaran ke Karimunjawa biasanya normal sesuai jadwal. Tapi kalian juga bisa memantau kondisi dan perkembangan cuaca terbaru di website resmi Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah. Jangan males buat nyari info selengkap mungkin ya. Kalian nggak mau kan terperangkap di pulau Karimunjawa karena cuaca buruk. 

Day 1
Waktu itu kami menyebrang menggunakan kapal exspress baik untuk berangkat maupun pulang, jadi siangnya bisa langsung jalan-jalan. Sesampainya di KJ, menuju homestay, naro tas, langsung berangkat ke destinasi pertama yakni pantai Watu Topeng dan berikutnya ke Tanjung Gelam buat liat sunset. Kedua pantai ini terdapat di sebalah barat pulau Karimunjawa dan kita bisa main pasir ataupun berenang di laut dangkal.

Pantai Watu Topeng ini khas banget. Ada sebuah gubuk di tepi pantai yang bisa dibilang jadi ikon dari pantai ini. Disini lumayan ramai meski katanya tidak seramai Tanjung Gelam.  Jadi kalau mau kesini lebih baik di sore hari, baru kemudian menikmati sunset di pantai sebelahnya yakni Tanjung Gelam. Oh iya pas aku kesini, ada tali yang diikat pada sebatang pohon di tepi pantai, jadi kita bisa ayunan trus loncat ke air. Tapi berhubung aku takut ya megang talinya doang tanpa loncat.
Bebatuan di Pantai Watu Topeng
Pantai Tanjung Gelam sendiri konon dikenal sebagai salah satu spot terbaik untuk menikmati sunset. Pada dasarnya, pantai ini emang udah cakep dengan pasir berwarna putih plus ombak yang sangat tenang. Buat tambahan, di pantai ini banyak yang jualan makanan, jadi kalian bisa liat sunset sambil minum kelapa muda dan makan pisang goreng. Aada yang jual teh panas sama mie rebus juga kayak di burjo. Spot foto yang paling disukai wisatawan adalah pohon kelapa miring, hampir sebagian besar wisatawan yang ke Karimunjawa menyempatkan diri berfoto di pohon kelapa ini. Pantai Tanjung Gelam juga bisa ditempuh lewat jalur darat kira-kira satu jam dari alun-alun Karimunjawa.
Bebatuan di Pantai Tanjung Gelam
Sunset di Pantai Tanjung Gelam
Day 2
Setelah sarapan bersama di warung Bu Ester, kami segera beranjak ke dermaga untuk wisata selanjutnya. Dermaga di KJ ini fotoable banget, kalian bisa menemukan sejumlah lokasi yang asik buat foto-foto. Oh iya warung bu Ester ini letaknya tak jauh dari alun-alun. Sarapan disini kayak di warteg gitu, jadi kalian bisa ambil nasi dan lauk sepuasnya baru kemudian membayar di kasir. Rekomended banget kok. Makan pake ayam goreng dan sayur cuman 12 ribu rupiah waktu itu.

Dermaga atau pelabuhan Sahbandar dekat alun-alun Karimunjawa merupakan titik point utama untuk melakukan tour laut. Pelabuhan kedua yaitu pelabuhan Karimunjawa yang merupakan pelabuhan untuk bersandarnya kapal transportasi umum menuju Karimunjawa seperti kapal ferry / express. Namun kebanyakan pelabuhan yang digunakan adalah pelabuhan Sahbandar. .

Tahun 2013 dulu ini belum ada
Selamat pagi
Nggak tau ini bangunan apa.
Pulau Menjangan Besar dan Pulau Menjangan Kecil
Pertama kami menuju ke pulau Menjangan Kecil kemudian Pulau Menjangan Besar. Pulau Menjangan Kecil terkenal karena terumbu karang dan banyak ikan nemo yang lucu. Pada bilang pulau ini adalah surga divingnya Tanah Jawa. Sedangkan Pulau Menjangan Besar menawarkan wisata yang berbeda dengan adanya penangkaran hiu. Namun karena nanti kami ke pulau Tengah dan disana juga ada penangkaran hiu, kami tak mampir kesana. Lagipula 2013 silam  aku udah pernah ke penangkaran hiu yang di Menjangan Besar.

 
Airnya cakeeep bener. Bening !
Loncat aja deh. Loncat ke hatimu bang~

Pulau Gosong Seloka
Pulau Gosong adalah pulau dengan pasir putih tanpa ada pepohonan di atasnya. Pulau ini nggak akan keliatan kalau air laut pasang. Tapi kalau air laut dalam keadaan surut maka pulau ini akan terlihat, bahkan bisa untuk berpijak dan biasa dipakai sebagai spot foto. Kami mampir kesini dan foto-foto, tapi sayang beberapa fotoku terlalu alay untuk ditampilkan, jadi nggak usah dipasang aja ya. Pake kacamata nyengir-nyengir gitu soalnya. 

Pulau Tengah
Hari sudah semakin siang, kami yang sudah kelaparan segera menuju ke Pulau Tengah yang berada di tengah-tengah antara pulau Kecil dan pulau Sintok, sebelah timur laut pulau Karimunjawa. Pulau Tengah punya pesona alam seperti pasir putih yang bersih, ombak tenang, jembatan yang indah buat foto-foto, dan keanekaragaman biota dalam laut seperti ekosistem terumbu karang. Air laut disini sangat-sangat jernih hingga mencapai 12 meter untuk visibilitynya. Kami snorkel sepuasnya dan berlabuh ke pulau untuk makan siang. Waktu tempuh dari pulau Karimunjawa besar / desa Karimunjawa hanya 1-1,5 jam saja kalau pakai kapal motor wisata.  
Tiba di Pulau Tengah
Di pulau tengah ini juga ada penangkaran hiu . Buat kalian yang nggak takut bisa nyemplung aja, hiunya kecil-kecil kok. Tapi berhubung aku waktu itu masih halangan (meski udah mau kelar), tapi daripada nanti dicium hiu mending nggak usah nyemplung deh.
Setelah sekian jam kegiatan snorkeling yang bikin perut keroncongan maka tibalah hidangan makan siang dengan menu ikan bakar. Yakin deh, meski dibumbui ala kadarnya, nasi putih + ikan bakar + sambel terasi rasanya juara banget !
Bantuin bersihin ikan dulu buat makan siang
Sambelnya juarak !
Pulau Tengah banyak ditumbuhi pohon kelapa dan juga rumput yang terlihat rapi. Cocok banget buat melupakan rutinitas kerja dan juga melepas gundah (malah curhat). Paling asik lagi kita bisa duduk santai di tepi pantai sambil minum es kelapa muda. Oh iya, pas sebelum ke pulau ini (habis snorkeling), aku dan Yugo sempat ngobrol-ngobrol yang ujung-ujungnya dia jadi ngambek. Alhasil pas di pulau ini kami nggak ngobrol sama sekali karena dia sibuk diem dan banyak menyendiri. Holly yang dari awal udah tau "kami seperti apa" hanya bisa mengelus dada sambil geleng-geleng. Hihihi, maafin ya Hol jadi ada drama. 
Minum kelapa muda aja daripada manyun
Buat yang mau jajan, di pulau ini terdapat beberapa rumah dan rumah yang paling depan jualan makanan. Komplit lho dari minuman soda, aneka cemilan dan snack sampe macem-macem roti. Jadi jangan lupa bawa uang ya biar nggak manyun liat temen kamu jajan chiki. 

Banyaknya pohon kelapa membuat suasana rindang dan bikin pengen mager
Pulau Cilik
Pulau Kecil atau Pulau Cilik juga salah satu pulau yang berlokasi di sebelah timur Karimunjawa, bersebelahan dengan Pulau Tengah. Waktu tempuh yang diperlukan untuk ke pulau ini adalah 1 jam. Awalnya pulau ini nggak ada penghuninya, tapi karena banyak wisatawan yang datang kesini,  sekarang ada satu rumah yang ditempati oleh penjaga pulau. Tugasnya adalah bersihin pulau dari berbagai sampah yang berasal dari wisatawan. Selain membersihkan, penjaga pulau juga menjual berbagai jenis minuman dan makanan bagi para wisatawan yang datang. FYI, pas kami kesini yang jagain ada 2 mbak-mbak cantik lho dan kulit mereka juga putih bersih. Wiiih...kalau buat liburan sih asik tinggal di tengah pulau. Tapi kalau tiap hari krik-krik nggak sih?
Hammock di Pulau Cilik

Follow me to ~

Dermaga yang udah nggak dipakai karena tiang penyangganya ada yang patah.
Day 3
Pulau Cemara Besar dan Pulau   Cemara Kecil 

Terletak di sebelah barat pulau Karimunjawa, jarak tempuh dari pulau utama ke Pulau Cemara Besar sekitar 30 menit menggunakan kapal motor wisata. Pulau Cemara Besar punya pantai dengan pasir putih yang halus, cocok banget buat kalian yang mau main pasir dan juga berjemur bagi yang pengen kulitnya lebih eksotis. Pulau ini juga tidak berpenghuni, jadi kondisi alamnya masih sangat alami dan terjaga. Kata guide lokal, Cemara Besar sering dijadikan lokasi pelatihan scuba diving bagi para pemula karena keindahan bawah lautnya yang indah tapi tidak begitu dalam bagi diver pemula. 


Day 4
Nah, hari keempat ini sebetulnya adalah hari terakhir kami di Karimunjawa. Namun karena kapal ferry hari ini tidak berlayar, akhirnya kami mundur untuk pulang keesokan harinya menggunakan kapal express. Hari ini agendanya adalah ke hutan mangrove, lihat bandara, desa Bugis dan juga ke bukit Joko Tuo untuk lihat sunset.

Hutan Mangrove Karimun Jawa

Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Kami kesini menggunakan mobil bak terbuka jadi seruuu banget. Meski siangnya jadi super panas karena nggak ada atapnya. 
Foto rame-rame sebelum masuk mangrove.
Hutan mangrovenya asik buat lari-lari. Asal nggak lari dari kenyataan.
Bersama Holly. temen curhat dan nggosip yang paling seru buat diajak piknik.
Bangunan menara yang tahun lalu belum ada. Makin kece nih sekarang pengelolanya.

Bandara Dewandaru Karimunjawa

Di pulau Karimunjawa terdapat sebuah bandara lho yakni bandara Dewandaru. Kalau mau ke Karimunjawa lewat jalur udara, kalian bisa naik dari Bandara Ahmad Yani Semarang. Armada pesawat yang menuju ke Karimunjawa biasanya menggunakan pesawat sewa jenis CASSA 212 yang disediakan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-Kura Resort). Lama perjalanan kurang lebih 30 menit. Boleh nih kapan-kapan dicoba.

Kampung Bugis Karinunjawa

Suku Bugis bisa sampai di Karimunjawa karena dulunya mereka terkenal sebagai pelaut. Hampir sebagian besar penduduk yang bersuku Bugis dulu nenek moyangnya adalah pelaut yang singgah dan akhirnya menetap di pulau ini. Walau jauh dari Sulawesi, tetapi kebudayaan dan adat-istiadat tetap saja memakai adat Bugis. Kebudayaan yang mencolok dari orang Bugis adalah pada pembuatan rumah yakni selalu membuat rumah panggung yang dibangun dan diwariskan secara turun-temurun. Selain rumah, bahasa yang digunakan pun menggunakan bahasa Bugis. 

Tampilan rumah panggung suku Bugis ini cukup menarik. Di depan atau di samping rumah biasanya ada sebuah tangga dan disamping tangga biasanya ada sejenis ember yang berisi air yang gunanya untuk mencuci kaki sebelum menaiki tangga. Teras dan halamannya juga luas-luas. Bagian bawah rumah biasanya digunakan untuk parkir motor atau menaruh barang-barang yang tidak dimasukkan ke rumah seperti kayu atau barang-barang lainnya. Oh iya, kalau beruntung kamu bisa menemukan warung yang menjual kue-kue khas Bugis. Waktu itu saya makan kue yang rasanya manis dan padat. Lupa nanya apa namanya.

Bukit Joko Tuo

Kalau titik awal kalian dari Pasar Karimunjawa, jarak menuju Bukit Joko Tuo sekitar 400 meter, sedangkan dari Alun-alun Karimunjawa 500 meter dan jika dari dermaga jaraknya sekitar 1 kilometer. Ketika sampai di lokasi, kami hanya melihat papan kayu sederhana bertuliskan “Bukit Joko Tuo” dengan gambar panah ke arah atas sebagai petunjuk menuju obyek wisata. Untuk masuk, setiap pengunjung dipatok tarif Rp 10.000 di pos penjualan tiket yang bangunannya terbuat dari papan kayu sederhana dan setelah membayar tiket, portal dari potongan dahan pohon yang semula tertutup dibuka oleh penjaga obyek tersebut.
Sumber : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/memandangi-keindahan-karimunjawa-dari-atas-bukit-joko-tuwo#lg=1&slide=6
Untuk mencapai puncak Bukit Joko Tuo  kami harus mendaki sejauh 350 meter melewati jalan tanah bebatuan. Ada dua pos pemberhentian untuk istirahat sejenak sebelum sampai ke puncak tertinggi bukit tersebut. Dari pos tiket ke pos pertama, pengelola masih mengizinkan kendaraan mobil atau sepeda motor untuk naik kesana. Hanya saja medan jalan berkelok-kelok dengan tanah bebatuan itu cukup sempit, cuma bisa dilewati satu mobil. Karena medannya sulit kami memarkirkan kendaraan kami dibawah daripada nanti ribet turunnya.

Tahun lalu aku sudah kesini dan waktu itu masih ada kerangka ikan paus raksasa yang jadi ikon Bukit Joko Tuo. Tulang belulang ikan sepanjang 12 meter dengan lebar dua meter itu diberi peneduh dari asbes dan dibiarkan terbuka jadi bisa foto dari dekat. Nah tapi pas kemaren kesana nggak ada, katanya lagi diteliti atau gimana gitu. Yah, yaudah deh lagian tujuan kesini kan mau liat sunset toh dulu udah pernah liat.
Sumber : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/memandangi-keindahan-karimunjawa-dari-atas-bukit-joko-tuwo#lg=1&slide=7
Buat kalian yang penasaran sama kisah kerangka ini, jadi gini cerita yang aku denger (dan baca). Konon dulu ada legenda yang dipercaya oleh masyarakat setempat bahwa ada ikan paus raksasa yang setia menanti kekasihnya di perairan Karimunjawa (duh, mau dong ditungguin juga sama kamu mas~). Setelah lama menunggu, akhirnya datang juga ikan paus betina yang menghampiri ikan paus jantan alias Joko Tuo itu. Mereka pun hidup bahagia hingga mati bersama di perairan ini. Setelah mati, tulang belulang mereka disimpan dan diabadikan oleh warga. Di tahun 1991, yang jantan dibawa ke bukit ini dan yang betina diminta oleh Pemerintah Kabupaten Jepara untuk disimpan di Museum Kartini. Selain kerangka ikan paus, ada juga tasbih raksasa yang terbuat dari batu. Tasbih seberat satu ton itu dibawa dari Bukit Donorojo Jepara yang konon tempat pertapaan Ratu Kalinyamat (nah soal ini silakan cari infonya sendiri ya).
Tasbih Raksasa. Sumber : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/memandangi-keindahan-karimunjawa-dari-atas-bukit-joko-tuwo#lg=1&slide=8
Setelah mendaki lumayan jauh akhirnya kami sampai di puncak paling atas Bukit Joko Tuo. Ada dua gazebo yang bisa digunakan buat bersantai dan bobok-bobok cantik. Dari atas sini kita bisa melihat Kota Karimunjawa, pulau-pulau kecil disekelilingnya, hingga dermaga tempat kapal yang akan membawa kami kembali ke Jepara berlabuh. Super cantik dan nggak boleh dilewatkan untuk diabadikan dengan kamera. Akhirnya saat yang kami nantikan tiba yakni matahari terbenam. Bersama Holly, Yugo dan teman-teman lain kami menatap salah satu kebesaran Tuhan. 

3 komentar:

  1. Kereeeeennn... Makin jatuh cinta lah aku sama... (Isi sendiri)

    BalasHapus
  2. mantul kakak, setelah dihantam badai pandemi covid-19 hayuk diramaikan lagi kakak

    BalasHapus